Selamat Datang di Blogger Isti

Senin, 01 Juni 2009

TINGKAT PENGANGGURAN DI AS CAPAI 5,4% PADA OKTOBER

Tingkat pengangguran di AS melonjak sampai 5,4% pada Oktober. Ini adalah kenaikan paling tinggi dalam waktu hampir lima tahun. Penyebabnya adalah banyak perusahaan memberhentikan pegawainya setelah serangan teroris pada 11 September, demikian pemberitaan situs Satunet.

Sementara perekonomian terus merosot, tingkat pengangguran pada tiap kelompok demografi juga terus naik. Sekarang mencapai 7,7 juta penganggur di seluruh AS.

Menurut pakar ekonomi Bill Cheney, yang bekerja pada perusahaan John Hancock Financial Services di Boston, sudah jelas kita sekarang sedang berada dalam keadaan resesi yang gawat.

Cheney memperkirakan 200 sampai 300 ribu orang lagi kemungkinan akan kehilangan pekerjaan dalam tiga sampai empat bulan mendatang. Sehingga tingkat pengangguran secara nasional bisa mencapai angka enam persen dalam tahun baru nanti, demikian VoA, akhir pekan lalu.

Harian Washington Post melaporkan jumlah orang yang bekerja paruh waktu, karena penciutan kegiatan perusahaan atau karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan penuh, juga terus meningkat. Dalam waktu dua bulan terakhir ini, jumlah pekerja paruh waktu ini naik 1,1 juta orang, sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 4,5 juta orang.

Karena kemerosotan dan stagnasi ekonomi inilah Presiden Bush dengan cepat mendorong Kongres supaya mengesahkan rancangan paket ekonominya, yang ditujukan untuk merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi.

Serangan teroris 11 September itu, menurut Bush, telah mempengaruhi kehidupan ratusan ribu orang. Sebab itu, katanya lagi, Kongres haruslah berusaha membantu pemerintah untuk memberikan tunjangan pengangguran kepada orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan supaya jumlah penganggur jangan terus bertambah.

Ini berarti Kongres harus mengesahkan apa yang disebutnya sebagai rancangan undang-undang perangsang ekonomi.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Glenn Hubbard mengatakan kalau paket perangsang ekonomi ini tidak disahkan dalam waktu dua pekan mendatang, maka perekonomian AS tidak akan tertolong ketika musim liburan dan hari-hari besar yang akan segera tiba.

Karena omset perusahaan pembuat barang-barang pada musim tersebut turun, sedangkan ongkos produksi masih sama, kemungkinan yang akan terjadi adalah penciutan kegiatan perusahaan lebih lanjut. Ini berarti lebih banyak lagi pengangguran.

Hanya beberapa bulan yang lalu, pemerintahan Presiden Bush telah memberikan pemotongan pajak bagi seluruh pekerja AS dengan maksud supaya mereka membelanjakan penghasilan ekstra itu, sehingga akan memberikan dorongan kepada roda perekonomian. Tapi karena perekonomian sudah mulai lesu sejak tahun lalu, hadiah 'pajak kembalian' yang berjumlah kira-kira 500 dolar bagi tiap keluarga itu tidak memberikan dampak berarti.

Bank Sentral AS sejak satu Januari tahun ini telah menurunkan tingkat suku bunga antarbank sebanyak sembilan kali, dalam upaya menggairahkan perekonomian. Namun belum ada hasilnya. Suku bunga antarbank ini sekarang berada pada tingkat 2,5%. Menurut harian New York Times, Bank Sentral kemungkinan akan menurunkan lagi tingkat suku bunga itu menjadi hanya dua persen pekan depan.

Secara nasional, tingkat pengangguran di antara pekerja kulit putih naik dari 4,3% menjadi 4,8%, sedangkan tingkat pengangguran pada pekerja kulit hitam naik dari 8,7% menjadi 9,7%. Pada kelompok pekerja keturunan Hispanik, tingkat pengangguran itu naik dari 6,4% sampai 7,2%.

Kalau keadaan tidak menentu seperti ini terus berlanjut, dan perang melawan teroris yang dilancarkan AS tidak memberikan hasil yang diharapkan, kemungkinan rakyat AS harus memperketat ikat pinggang mereka untuk jangka waktu yang belum diketahui.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda