Selamat Datang di Blogger Isti

Senin, 01 Juni 2009

MENUMBUHKAN MOTIVASI BAWAHAN

Motivasi menjadi tema menarik yang tak habisnya di kalangan manajer perusahaan. Tentu saja ini berkaitan dengan salah satu tugas mereka untuk memotivasi bawahan agar bekerja secara optimal. Ada beberapa pertanyaan yang seringkali menggantung. Bagaimana harus memotivasi orang jika memotivasi diri sendiri belum sepenuhnya bisa dilakukan. Memotivasi karyawan memang menjadi salah satu tanggungjawab mereka karena berkaitan dengan tanggung jawabnya juga.

Bisa jadi ada manajer yang tak mampu memotivasi langsung bawahannya. Namun, jangan berkecil hati karena hal itu bukanlah akhir dari segalanya. Anda bisa menciptakan suasana kerja kondusif dengan menciptakan tantangan yang berbeda-beda. Ada banyak cara yang digunakan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif tersebut.

Salah satu cara adalah dengan mengurangi perputaran (turnover) karena tidak sedikit karyawan yang betah di satu tempat dalam jangka waktu yang panjang. Tentu saja ini tidak berlaku pada semua karyawan karena masing-masing individu memiliki kecenderungan yang berbeda. Mengurangi frekuensi perputaran karyawan bisa jadi menghemat waktu dan biaya. Bahkan ada anggapan perputaran karyawan yang cepat dan waktu pendek hanya membuang-buang waktu dan biaya saja.

Selain mengurangi frekuensi perputaran kerja karyawan, seorang manajer mengurangi problem yang tumbuh di lingkungan kerjanya. Pasalnya problem di lingkungan kerja acapkali berdampak menurunnya produktifitas karyawan. Kalau pun problem muncul yang perlu dilakukan seorang manajer adalah mengajak bawahan mencari akar persoalan hingga ditemukan solusi bersama.

Jika lingkungan kerja cukup kondusif, ada baiknya manajer meningkatkan standar produktifitas dan performa bawahannya dengan skala yang proporsional. Hal ini dapat diberlakukan jika manajer telah mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan mendukung tercapainya target yang ditetapkan.

Yang perlu disadari adalah motivasi merupakan dorongan yang dapat muncul dari dalam diri setiap orang. Dorongan tersebut dapat memperkaya diri untuk mencapai target pribadi dan tujuan sebagai seorang profesional. Selain itu motivasi juga datang dari sisi lain yang haru ditangkap oleh seorang manajer. Sisi lain itu merupakan kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi, kecenderungan pribadi, pandangan tentang nilai.

Ada cara lain yang memungkinkan untuk menumbuhkan motivasi bawahan. Salah satunya adalah melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan secara proporsional. Dengan begitu bawaqhan akan terikat dengan sebuah komitmen keputusan yang dibuatnya. Ini menarik apalagi jika mereka diberi kesempatan training untuk meningkatkan semangat dan kemampuan kerjanya.

Seorang manajer harus menyadari bahwa memotivasi bawahan bukan dengan motivasi uang. Uang bukan segalanya. Menurut sebuah survei meningkatnya motivasi karyawan selalu berkaitan dengan apresiasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, merasa berada dalam satu tim, memiliki kesempatan untuk promodi, bekerja dalam lingkungan yang menyenangkan, dan bekerja pada siapa dia harus loyal.

Strategi memotivasi itu bisa jadi memiliki dua dampak yakni positif dan negatif. Motivasi positif menumbuhkan performa yang positif pula yang meliputi pemberian bonus kontan. Sedangkan motivasi yang berdampak negatif bisa berupa hilangnya privilige. Dari dua sisi itu seorang manajer bisa mengambil dua sisi tersebut untuk menentukan langkag terbaik bagaimana memotivasi karyawan.

Seorang manajer yang memiliki motivasi positif akan memperhatikan ruang kerja yang positif dan meningkatkan moral bawahan. Selain itu ia akan membantu mempromosikan sebuah tim kerja dari pada kompetisi antar pribadi dalam lingkungannya. Loyalitas bawahan ada baiknya ditujukan pada pekerjaannya.

Beberapa manajer meyakini bahwa kompetisi merupakan motivator yang baik. Tapi, yang perlu disadari adalah kompetisi bisa berarti "bahaya" yang mengancam terutama jika dilakukan dengan cara-cara yang kurang proporsional. Seorang karyawan bisa jadi tidak berkutik dalam sebuah kompetisi jika dirinya berada dalam posisi yang sama dalam pengalaman, kemampuan, atau tingkat kemampuan dengan kompetitornya. Dan tak sedikit pula yang suka dalam suasana kerja tim karena motivasi justru tumbuh saat dirinya memiliki ruang untuk berekspresi.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda